Minggu, 15 April 2012

Cinta Luar Biasa Dari Laki-laki Biasa

Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya.

Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.
Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi.Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.

Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!

Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap.Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.

Kamu pasti bercanda!
Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania bercanda.

Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!

Nania serius! tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Rafli memang melamarnya.
Tidak ada yang lucu, suara Papa tegas, Papa hanya tidak mengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik!

Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertanda baik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh selidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan.

Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan? Mama mengambil inisiatif bicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya, toh?
Nania terkesima.
Kenapa?
Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.
Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana, sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara baca puisi seprovinsi. Suaramu bagus!
Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur.Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau!
Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa, kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka atau satu kata 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan.
Nania Cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan airmata mengambang di kelopak.

Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah.

Tapi kenapa?
Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yg amat sangat biasa.
Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya.
Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!
Cukup!
Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?

Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli. Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya. Gadis itu tak punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli tampak 'luar biasa'. Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun Nania menapaki hidup hingga umur duapuluh tiga. Dan nalurinya menerima Rafli. Di sampingnya Nania bahagia.
Mereka akhirnya menikah.
***

Setahun pernikahan.
Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik di belakang Nania, apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli. Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak di mata mereka.

Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.

Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania.
Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.
Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak percaya.
Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu! Kamu adik kami yang tak hanya cantik, tapi juga pintar! Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan punya kehidupan sukses!
Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes. Dan kali ini dilakukannya sungguh-sungguh. Mereka tak boleh meremehkan Rafli.
Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.
Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!
Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan?
Rafli juga pintar!
Tidak sepintarmu, Nania.
Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan.
Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak sepertimu.
Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya, bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma.

Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli! Kamu sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu.

Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua. Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.

Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti. Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki dan satu perempuan. Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah mereka memiliki anak-anak. Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup senang. Tak apa, kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak terlalu memforsir diri. Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang.

Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi dia tak perlu khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud baik..

Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga. Ya? Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut. Saat itu sesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Nania cerah.
Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!

Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania. Sebab ketika bahagia, alasan-alasan menjadi tidak penting.

Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakin gemilang, uang mengalir begitu mudah, rumah Nania besar, anak-anak pintar dan lucu, dan Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup perempuan itu berada di puncak!

Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik saudara-saudara Nania, bisik Papa dan Mama.
Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.
Cantik ya? dan kaya!
Tak imbang!
Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari.

Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak. Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.

Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu dari waktunya.
Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera dikeluarkan!
Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil.

Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit. Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang datang.
Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapi pembukaan berjalan lambat sekali.

Baru pembukaan satu.
Belum ada perubahan, Bu.
Sudah bertambah sedikit, kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan.
Sekarang pembukaan satu lebih sedikit. Nania dan Rafli berpandangan. Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor yang tinggi.
Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah, didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu kelahiran akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset.
Masih pembukaan dua, Pak!
Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi ditanggungnya. Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya.
Bang?
Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua kehidupan.
Dokter?
Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar.
Mungkin?
Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu?
Bagaimana jika terlambat?

Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.
Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokter-dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan diri.

Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.
Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat.
Pendarahan hebat!
Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah. Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah! Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.
Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali. Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua mereka.

Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker.
Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.
Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu sungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak sampai empat hari, mereka sudah oleh membawanya pulang.

Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di rumah sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil. Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania dengan Rafli.

Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh. Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.

Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda mesra..

Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan kehadirannya.
Nania, bangun, Cinta?
Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang cantik.
Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikir untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra. Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan membacanya dengan suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan itu. Sambil tak bosan-bosannya berbisik,
Nania, bangun, Cinta?
Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang menjadi sumber semangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi Rafli.

Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan ibunya. Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak bercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.

Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata, gerak bibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama.

Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya.

Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan airmata yang meleleh.

Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.
Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa. Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.
Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur. Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu. Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?
Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli.
Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar. Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran, nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anak-anak, seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu bertahun-tahun.

Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari. Masih dengan senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat.

Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik.
Baik banget suaminya!
Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!
Nania beruntung!
Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya.
Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bermuka masam!
Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama.
Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin frustrasi, merasa tak berani, merasa?
Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi?
Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah mereka.. Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.

Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua, anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak berfungsi sempurna. Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdir dari tangannya.

Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania.
 
Cerpen Asma Nadia

Pentingnya Membalas SMS

Bagi sebagian orang mungkin membalas SMS tidaklah begitu penting, namun bagi si pengirim SMS, balasan dari SMS anda adalah sangat penting.

Pernahkah sobat merasakan bagaimana rasanya jika sobat mengirim SMS kepada sahabat atau teman sobat, namun teman sobat tersebut tidak membalasnya, padahal balasan dari SMS sobat tersebut sangat penting, apa yang sobat rasanya. Pasti terlintas dihati sobat geram atau jengkel terhadapnya, itulah yang aku alami.
Sobat, sebenarnya membalas SMS adalah yang yang sangat mudah untuk kita lakukan, banyak cara yang bisa kita lakukan untuk membalas SMS tersebut, sisakanlah sedikit waktumu untuk membalas SMS dari sahabatmu, ini merupakan pembelajaran singkat yang membawa makna begitu besar bagi diriku sendiri.

Aku menyadari bahwa Pentingnya Membalas SMS adalah hal utama yang aku lakukan. Aku selalu menyempatkan waktu untuk membalas SMS dari sahabatku. Karena aku menyadari bahwa pentingnya balasan SMS dariku untuknya, hal sepele inilah yang selalu aku pegang teguh, aku tidak ingin mengecewakan sahabatku.

Dengan membalas SMS darinya, itu menandakan bahwa Anda telah menghargai waktunya. Aku pernah tidak membalas SMS dari temanku, apa yang aku dapatkan, ternyata ketika aku SMS kepada temanku tersebut dan ternyata dia tidak membalasnya, begitu jengkel hatiku mendapati kejadian ini, namun aku selalu berfikir positif tentang hal itu, mungkin dia sedang tidak ada pulsa atau mungkin ia tidak sedang memegang hp meskipun ia seorang counter pulsa, namun ketika aku berkunjung kerumahnya, ternyata ia sedang meemgang hp dan pulsanya tentu saja banyak, mustahl seorang pemilik counter pulsa tidak memiliki pulsa dihpnya.

Sobat, mulailah dari sekarang untuk menghargai sahabat anda sendiri. Jika mereka mengirimmu pesan singkat (SMS) maka balaslah, dan jika kamu tidak memiliki pulsa, maka pinjamlah hp temanmu hanya untuk sekali sms memberitahukan bahwa kamu tidak memiliki pulsa dan belum sempat membelinya, jangan pernah menyia-nyiakan sahabatmu sendiri. Sedikit saja kamu menghargainya maka ia akan bersenang hati dan menghargaimu pula.

Semoga tulisan singkat ini bisa memberikan sedikit gambaran positif tentang Pentingnya Membalas SMS.


Cinta Tak Harus Milikinya

Awal aku jumpa dengannya di kelas ini, hari demi hari ada yang beda di hati ini. Ntah apa yang sedang aku rasakan,akupun mulai bingung tantang hatiku yang selalu bergetar melihatnya.dengan tingkah laku dan sifatnya yang cuek padaku mengapa aku bisa jatuh cinta padanya.

Detik berganti menjadi menit , menit berganti menjadi jam, dan berganti menjadi hari, begitupun hari berganti menjadi bulan rasa ini semakin kuat ingin memilikinya. Aku sadar aku bukanlah cewek yang cantik, preminim, sopan, dan berpenampilan anggun. Tapi, apa mungkin aku bisa mendapatkn cinta nya dan menjadi miliknya. Hampir setiap malam aku memimpikan dirinya aku susah tidur aku risau gundah dan galau. Dia tidaklah tampan maupun pintar, tapi ntah kenapa aku bisa jatuh cinta padanya.

Disuatu malam aku berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. “ apabila dia jodohku persatukanlah kami Tuhan dan apabila dia bukan jodohku janganlah kau biarkan rasa ini lebih dalam bersemi dihatiku.” Tutur doaku. Haripun bergulir dengan cepat aku coba menarik perhatian nya, tapi usahaku sia-sia. Pada suatu hari kelas kami di beri tugas menjadi petugas upacara dan kami pun melakukannya dengan baik,,, kemudian kami sepakat merayakan nya di salah satu rumah teman ku yaitu bernama Trigus. “Aku ingin sekali ikut di acara itu tapi bagaimana ,aku di larang keluar malam-malam oleh nenek ku.” Tutur dalam hatiku.

Pada malam itu, sangat kebetulan sekali nenekku menginap di rumah tante ku. Akupun mencoba bicara dan meminta ijin kepada kakekku agar diijinkan untuk menghadiri acara itu.
“Ndah : Kek..Ndah minta ijin ya,malam ini untuk keluar rumah.”
“Kakek : Emangnya mau kemana?”
“Ndah : mau kerumah teman,ada acaara dikelas. Boleh yaa kek ?”
“Kakek : Yaaa sudah,tapi jangan terlalu malam pulangnya.”

Akhirnya aku diijinkan keluar rumah untuk menghadiri acara itu. Hatiku sangat lah senang tapi masih ada permasalahan lagi yang membuatku sulit untuk menghadirinya, yaitu dengan siapa dan memakai apa aku pergi kesana ...?

Aku mecoba SMS orang yang aku cintai itu dan dia bilang,dia pergi keacara itu dengan teman perempuannya. Dengarnya jawabannya hati ini sakit dan putus harapan. Tetapi tidak kusangka 3 temanku menjemputku malam-malam untuk menghadiri acara itu, yaitu Pitri,Yudis dan Rina. Aku coba bertanya kepada temanku Fitri tentang kedatangan dia diacara itu bersama siapa ?
‘’Ndah: pit gimana si S ..? dia datang gak...? dan dia datang sama siapa ?’’ tanyaku
‘’fitri: ah.. dia datang sendiri ko dah..’’ saut nya.


Rina dan Yudis pun menyelang pembicaraan kami ‘’ iya ndah dia datang sendiri ko..’’
‘’ Ndah: tadi ndah SMS sma dia katanya mau datang bareng cewe’nya...?’’
‘’fitri: bohong itu mah ndah dia jangan di percaya, udah cepet ganti baju kita pergi ke rumah nya Trigus...!’’ ajak nya
‘’ Ndah: ya udah tunggu sebentar ..’’

Aku bersiap dan berpamitan kepada kakekku
‘’Ndah: ke ndah pergi dulu ya.. temen ndah udah menjemput,,,?’’
‘’ Kakek: iyya udah hati-hati..’’

Di perjalanan aku terus bertanya soal dia ke fitri, tidak terasa kami pun tiba di rumah Trigus dan apa yangg di bicarakan oleh Fitri benar bahwa dia datang sendiri. Kemudian aku menghampirinya dan mencubitnya lalu menanyakan padanya kenapa dia berrbohong!
‘’Ndah: ikh bilangnya datang ma cewe’ ko sendiri..?’’ sambil aku mencubitnya
‘’S: hehehe.. iya maaf, udah dong jangan nyubit lagi sakit da..’’
‘’ Ndah: ikh nyebelin..’’

Suasana malam itu kami riang dengan canda, tawa. Ada yang menyanyi , mainkan gitar,dan seebagainya. Tidak terasa malampun mulai gelap dan acara kami selesai . Saat-saat yangg aku tunggu, ketika aku di antar pulang oleh nya di sepanjang perjalanan tidak ada hal istimewa yang kami bicarakan. Hatiku bergetar dag-dig-dug tak menentu.

Setibanya di rumah dia pulang . Aku sangat senang karena dia orang pertama yang mengantarkan aku pulang nyampai rumah. Malam itu mungkin malam yang terindah bagiku. Lalu aku tertidur dengan pulas .

Hari itupun berlalu, aku tidak bisa terus menerus seperti ini, rasa ini memojokan ku untuk segera membicarakan apa yang ada, dan apa yang aku rasakan saat ini. Karna rasa penasaran oitu mulai memuncak, aku memberanikan diri untuk mengungkapkan persaan melalui pesan HP atau SMS
‘’ Ndah: maaf ini sama S bukan ? kalo iya plis balas SMS ndah..!
‘’ S menjawab: iya,, ada apa ndah ..?’’ ujurnya

Dikesempatan itu au mengungkapkan apa yang ada di otak, dan perasaanku padanya.
‘’Ndah: sebenarnya ada yang mau ndah bicarakan, tapi menurutmu mungkin ini gak penting, tapi menurutku ini sangatlah penting , plis, Aku ganggu kamu gak..?’’ tanyaku
‘’ S: silahkan kalo mau ngomong mah, emang apa sih yang mau di omongin? Gak ganggu ko..!’’
‘’ Ndah: S taukan perasaan ndah bagaimana sma kamu..? beneran ndah cinta banget sma kamu, ndah sadar ndah jelek, tapi plis jawab , ndah penasaran. Semua ini membuat ndah susah tidur..’’
“ S: iya udah tau ko,, tapi ndah jangan merendahkan diri ah tidak baik. S gak mandang jelek atau cantik nya ko, kalo cz perasaan ndah, tapi maaaf bukan nya S gak mau nerima cinta ndah, tapi S lagi males buat pacaran. Mending temenan aja atuh , sekali lagi S minta maaf’’ jawaban dia menolak
‘’ndah: bilang aja kalo emang S udah ada yang punya , bahkanmungkin lebih dari 1, ndah Cuma bingung sama perasaan ndah ini, sumpah bener-bener bingung . Kasih ndah kesempatan buat biarpun itu Cuma sebentar..?’’ ajakanku
“ S:bukan nya gitu ndah, tapi S gak mau buwat ndah sakit gara-gara S , walaupun Cuma sebentar ..! jawabnya
‘’Ndah: eiia ndah tau , trus bagaimana dengan perasaan ndah ? ndah gak bisa terus-terusan seperti ini S, hampir setiap malam ndah ggak bisa tidur mikirin kamu, kalo gak ada niat nyakitin mah inzza allah ndah gak bakalan tersakiti..”
“ S: Maaf Ndah bukannya S niat mau nyakitin tapi perasaan itu tidak bisa dipaksakan, apabila tidak mencintai percuma menjalin hubungan juga.”
“Ndah : iya ndah tau , S plis ndah mohon 1x aja kasih ndah kesempatan ndah jadi cewe S, ya walaupun cuman sebentar ,gak perlu ada orang yang tau kita pacaran, seperti biasa , ya terserah gak pake perasaan geh, yang penting ndah bisa tenang..’’ jawabku memaksa

Dia mulai merasa risih dengan ucapan ku
‘’ S: ndah,, cukup maaf ndah S gak bisa walaupun Cuma sebentar ..’’

Hatiku berkeping-keping mendengar ucapannya yang seperti itu.
‘’ Ndah: y.. y.. y.. menurut ndah sakitan di tolak dari pada di putusin mah. Makaceh atuh ndah gak bakalan maksa lagi , tapi tetep temenan kan..?’’
‘’ S: maaf ya ndah. Ok tak bisa terpisahkan temenan mah tetap bersama-sama..’’
‘’ Ndah: ya tapi ndah mau lebih dari teman, contoh kalo ada acara, sempetin ikut atuh gimaanaa..?’’
‘’ S: iya gimana aja, besok di jelasin ya, ndah S ngantuk..’’
‘’ Ndah: ya udaah met bobo, n’ good night..’’

Berakhirlah percakapan kami, akupun mulai merasa tenang dengan jawaban dia, yang seperti itu lalu aku tertidur.

Di keesokan harinya saat aku sekolah , aku menunggu ucapan nya yang semalam kami bicarakan, tapi dia tidak berani buat ngomong itu, aku yakin ternyata dugaanku benar sampai pulang dia gak bicara apapun padaku..

Begitulah kiranya percintaan aku yang mungkin di tolak mentah-mentah oleh nya, entah sampai kapan cinta ini bersemi dan bersemayam di hatiku. Mungkin aku menunggu. . . . . . . . . .

Rabu, 11 April 2012

Belajar Dari Semut

Di zaman Mesir kuno, hiduplah seorang raja yang sangat terkenal keadilannya. Raja tersebut sangat mencintai rakyatnya. Bahkan raja tersebut dalam mencinta keluarganya tidak melebihi cintanya pada rakyatnya. Sehingga kalau ada anggota keluarganya yang bersalah tetaplah di hukum sebagaimana orang lain. Yang lebih istimewa lagi, raja ini juga penyayang binatang.
Karena cintanya pada binatang, suatu hari raja yang adil itu pergi berjalan-jalan menemui seekor semut. Si semut merasa senang dan bangga mendapat kunjungan dari raja.
"Bagaimana kabarmu, semut?" tanya sang Raja.
"Hamba baik-baik saja Baginda," jawab semut gembira.
"Dari mana saja kau pergi?"
"Hamba sejak pagi pergi ke beberapa tempat tetapi belum juga mendapatkan makanan, Baginda."
"Jadi sejak pagi kau belum makan?" tanya sang Raja.
"Benar, baginda." jawab si semut.
Raja yang adil itu pun termenung sejenak. Kemudian berkata, "Hai, semut. Beberapa banyak makanan yang kau perlukan dalam setahun?"
"Hanya sepotong roti saja baginda," jawab semut.
"Kalau begitu maukah kau kuberi sepotong roti untuk hidupmu setahun?", tanya sang Raja.
"Hamba sangat senang, Baginda.", jawab si semut.
"Kalau begitu, ayo engkau kubawa pulang ke istana," ujar Raja, lalu membawa semut itu ke istananya. Semut sangat gembira karena mendapatkan anugerah makanan dari sang raja. Ia tidak susah-susah lagi mencari makanan dalam setahun. Dan tentu saja roti pemberian sang raja akan lebih manis dan enak.
"Sekarang engkau masuklah ke dalam tabung yang telah kuisi sepotong roti ini!" perintah sang raja.
"Terimakasih, Baginda. Hamba akan masuk."
"Setahun yang akan datang tabung ini baru akan kubuka," ujar sang raja lagi.
"Hamba sangat senang, Baginda."
Tabung berisi roti dan semut itu pun segera ditutup rapat oleh sang raja. Tutup tabung itu terbuat dari bahan khusus, sehingga udara tetap masuk ke dalamnya. Tabung tersebut kemudian disimpan di ruang khusus di dalam istana.
Hari-hari berikutnya sang raja tetap memimpin rakyatnya. Berbagai urusan ia selesaikan secara bijaksana. Akhirnya setelah genap setahun, teringatlah sang raja akan janjinya pada semut.
Perlahan-lahan raja membuka tutup tabung berisi semut itu. Ketika tutup terbuka, si semut baru saja menikmati roti permberian raja setahun lalu.
"Bagaimana kabarmu, semut?" tanya sang raja ketika matanya melihat semut di dalam tabung.
"Keadaan hamba baik-baik saja, Baginda."
"Tidak pernah sakit selama setahun di dalam tabung?", tanya sang Raja.
"Tidak baginda. Keadaan hamba tetap sehat selama setahun.", jawab si semut.
Kemudian sang raja termenung sejenak sambil melihat sisa roti milik semut di dalam tabung.
"Mengapa roti pemberianku yang hanya sepotong masih kau sisakan separuh?" tanya sang raja.
"Betul, Baginda."
"Katanya dalam setahun kau hanya memerlukan sepotong roti. Mengapa tak kau habiskan?", tanya sang Raja penasaran.
"Begini, Baginda. Roti itu memang hamba sisakan separuh. Sebab hamba khawatir jangan-jangan Baginda lupa membuka tutup tabung ini. Kalau Baginda lupa membukanya, tentu saja hamba masih dapat makan roti setahun lagi. Tapi untunglah Baginda tidak lupa. Hamba senang sekali."
Sang raja sangat terkejut mendengar penjelasaan si semut yang tahu hidup hemat. Sang raja tersenyum kecil di dekat semut.
"Kau semut yang hebat. Kau dapat menghemat kebutuhanmu. Hal ini akan kusiarkan ke seluruh negeri agar rakyatku dapat mencotohmu. Kalau semut saja dapat menghemat kebutuhannya, mengapa manusia justru gemar hidup boros?"
"Sebaiknya Baginda jangan terlalu memuji hamba," jawab si semut.
Semut itu akhirnya mendapat hadiah lagi dari raja. Sebagai tanda terimakasih karena telah mengajarinya hidup hemat.


Hidup hemat berarti menyisihkan sesuatu untuk kejadian yang tidak terduga. Seperti semut, meskipun dia tahu, sang Raja seharusnya tidak lalai memberikan makanan pada tahun berikutnya, tapi dia membuat perencanaan agar ada persediaan makanan jika seandainya Raja lupa membuka tabung.

Kau Tetap Sahabatku

Mentari dan rembulan, mereka saling melengkapi. Jika tiba waktunya pagi hari, mentari datang dan menyinari seluruh jagad raya. Jikalau waktunya senja, mentari akan tenggelam dan tinggal di persembunyiannya. Namun tenanglah, jagad raya akan tetap terang karena posisi mentari akan digantikan oleh rembulan dan temannya yaitu bintang. Bulan dan bintang akan menjadi teman yang memberi sinar terang di malam hari.

Mentari dan rembulan, Mereka tak pernah bertengkar, mereka tak saling bertabrakan saat muncul di langit, mereka tidak bersahabat namun saling melengkapi. Lalu bagaimana dengan kisah persahabatan dibumi, mereka pernah bilang kalau sahabat akan selalu bersama dalam suka maupun duka, saling melengkapi dan menerima kekurangan masing- masing. Kisah persahabatan reno dan dammar. Reno dan dammar bersahabat sejak Smp, ketika masuk SMA merekapun bersama lagi.


Saat disekolah merekapun kemana- kemana selalu bersama, ketika reno mendapat masalah dammar selalu membantunya begitu pula sebaliknya. Reno adalah orang kaya, dia berwajah manis sama seperti sahabatnya dammar, namun dammar tak sekaya reno, dammar hanyalah anak seorang satpam swalayan. Sedangkan reno adalah anak seorang pemilik showroom motor. Ketika ayahnya diberhantikan kerja,reno meminta papanya agar memperkerjakan ayah dammar di perusahaan keluarganya sebagai satpam.reno dan dammar sama – sama anak yang sayang keluarga,tetapi yang membedakan mereka berdua adalah reno memiliki sifat egois dan pendendam, sedangkan dammar adalah seorang pemaaf dan ramah, sifat mereka berbeda 180 derajad. Entah mengapa mereka bisa bersahabat, hanya mereka berdualah yang bisa menjawabnya. Pernah saat seseorang mengerjai dammar dengan mengempeskan ban motor dammar, reno bersikeras ingin membalasnya, namun dilarang oleh dammar. Diam – diam reno menyelidikinya dan menemukan pelakunya, ternyata pelakunya adalah bimo teman 1 kelasnya yang iri akan kedekatan dammar dengan kheira.

Tanpa berpikir panjang reno menghampiri bimo dan menghajarnya. “apa–apaan si lo, datang-datang main tonjok ajah”.cibir bimo sambil mengusap bibirnya yang berdarah karena ditonjok reno. “dasar pengecut lo, sok gak tau kesalahan lo apa, gw tau lo yang ngempesin ban nya si dammar kan ?” motor tersebut, dia masuk kedalam rumahnya dan memanggil- manggil ibunya. Ibunya yang sedari tadi berada di dapur datang menghampiri anak sulungnya. “bu itu motor siapa? ”Tanya dammar kepada ibunya. “oh, motor yang diteras itu, itu adalah motor mu dari reno, ibu juga bingung mengapa nak reno bisa sebaik itu padamu?” Tanya ibu dammar balik.

Setelah mendengar perkataan ibunya, dammar langsung menelpon reno menanyakan perihal ini. Dalam percakapan panjang lebar tersebut, Reno tak mau dammar menolak pemberiannya, jika dammar menolak maka persahabatan mereka berakhir. Mendengar hal tersebut dammar pun mengalah dan menerima pemberian sobatnya itu. Dalam hati dammar terdapat gumpalan beban yang menyesakkan, dammar bukan merasa senang diberikan barang – barang oleh reno, dia merasa seperti orang mencari kesempatan atas kemakmuran reno, dia mengerti kalau keluarga reno tak mempermasalahkan hal itu, tapi bagaimana teman – teman di sekolah. Tak banyak yang mencibir dammar dan reno. Mereka pernah berkata kalau dammar hanya memanfaatkan reno sebaliknya juga. Intinya persahabatan mereka adalah palsu, mereka hanya bersahabat untuk memenuhi kebutuhan masing2, reno mau berteman dengan dammar karena dammar anak pintar yang dapat memberi contekan saat ujian dan seorang yang dapat jadi pesuruh untuk mengerjakan semua pr nya, sedangkan dammar dapat meminta segala kebutuhan materinya dengan meminta kepada reno.

Walau hanya gosib, dammar manjadi tak enakan pada reno, pernah masalah ini ia ceritakan pada reno, reno tidak ambil pusing. Dia hanya berkata “ ah, biar saja, mereka itu hanya iri pada persahabatan kita, mereka tidak tau kan, berapa lama persahabatan ini kita jalin.”

Benar yang di bilang reno, persahabatan mereka hanya mereka yang merasakan. Orang lain hanya menilai dari apa yang mereka lihat. Setelah beberapa masukan dan pendapat yang di berikan reno, dammar pun mulai percaya diri meneruskan langkah hidupnya dengan persahabatan yang dijalinnya bersama reno,ia pun meminta agar reno dapat menahan kehendaknya jika terjadi apa-apa dan reno pun menyetujuinya.

Waktu terus bergulir, tak terasa sebentar lagi kenaikan kelas 2. Dammar dan reno sama – sama menginginkan masuk jurusan ips, jelas reno ingin meneruskan karier papanya, sedangkan dammar juga suka bidang ips, nilai –nilainya sangat bagus di rapor, lagipula reno selalu memaksanya untuk masuk ips agar peluang mereka sekelas lagi semakin besar.

Dan jangan tertinggal dalam urusan cinta. Karena cinta kepada seorang gadislah, persahabatan reno dan dammar yang telah berjalin lama bisa retak.

Kisahnya di mulai saat reno menyukai seorang gadis yang 1 sekolah dan sekelas dengan dammar, reno memang tak sekelas lagi dengan dammar saat duduk di bangku 2 sma. Kheira,nama gadis itu. Dia cantik,anggun, body nya langsing,aktif di bidang seni serta seorang anak yang ramah pada semua orang. Dia adalah kapten cheers di sekolah reno dan dammar. Bukan hanya itu yang membuat reno jatuh cinta pada kheira. Kheira pernah menolong reno saat reno hampir terjatuh di tangga yang licin, tanpa sengaja kheira menarik lengan reno agar tidak terjatuh, saat momen itulah kedua mata mereka saling beradu bak kisah pangeran yang menarik lengan sang putri yang hendak pergi meninggalkannya, namun saat itu posisinya terbalik. Reno bercerita pada dammar kalau dia menyukai kheira namun belum berani menyatakan perasaanya kepada gadis pujaannya. Dammar yang mendengar pernyataan dari sobatnya kalau dia suka dengan kheira, gadis yang juga di sukai dammar sejak masih duduk di kelas 1 sma, menjadi kaget dan tertunduk. Hati dammar seperti bunga yang kelopaknya bertaburan karena angin yang berhembus bagai badai, menggetrakan dan begitu pahit untuk di rasakan, begitu berat untuk di pahami, bagaimana ini, ia tak mungkin bersaing dengan sahabatnya sendiri dalam mendapatkan kheira, dia juga tak mungkin mengkhianati persahabatan mereka yang telah lama mereka jaga.

Tapi telah jelas dalam kisah ini.

Dammar yang akan menang, sebab kheira juga mencintai dammar. Kheira berharapdammar  menembaknya untuk menjadi sepasang kekasih. Kheira menyukai dammar karena dammar adalah pria yang sopan,baik dan ramah serta apa adanya. Kheira menyukai pria yang tampil sederhana, semua tipikal cowok idaman kheira ada di dammar.

Lalu, kalau sudah seperti ini.

Apakah kheira dapat menerima salahsatu dari 2 pria yang bersahabat ini.kheira tau ini adalah pilihan sulit setelah mendengar cerita dammar kalau reno hendak menembaknya. “dammar, aku hanya menyukaimu aku juga cinta sama kamu bagaimana aku bisa menerima reno kalau hatiku telah dimiliki dirimu.” Ucap kheira lembut kepada dammar. “khei, maafkan aku…aku tak mau sahabatku terluka “tapi kau membuat hatiku terluka dammar, dengan cara memaksaku menerima reno untuk jadi kekasihku.”potong kheira. “khei,percayalah..reno adalah cowok yang bisa membuat harimu berwarna..hehe”,celoteh dammar.

Padahal dalam hatinya berharap bahwa kheira adalah cewek yang di takdirkan tuhan untuknya. “tak ku sangka, kau seperti ini, baiklah jika ini mau mu, dan sejak saat ini aku MEMBENCIMU.” Ujar kheira sambil berdiri lalu pergi meninggalkan dammar yang diam terpaku menyesali apa yang dia ucapkan.

Seminggu telah berlalu, dan kini reno dan kheira resmi berpacaran. Reno akhirnya menyatakan rasa cintanya pada kheira, tentunya di bantu oleh sahabatnya. Dalam hati dammar, ia tak tau mengapa rasa ini tercampur aduk antara kebahagiaan dan kesedihan. Bahagia karena sahabatnya dapat menemukan cinta yang selama ini ia harapkan, namun di sisi lain dammar sangat sedih, hatinya bagai teriris pisau yang tajam, bagaimana tidak, kalau kekasih yang di cintai reno adalah cewek yang juga begitu sangat ia cintai, dialah kheira..

Reno begitu menikmati hubungannya dengan kheira, mereka selalu berdua bahkan kini reno lebih sering jalan bersama dengan kheira dibanding dengan dammar. Dammar tak begitu mempersoalkannya, dia tahu bahwa sahabatnya itu sedang kasmaran dan ingin menikmati dunia bersama kekasihnya. Kheira tak begitu menikmati, tentu alasannya sudah jelas bahwa yang kheira mau hanya dammar, bukan reno.

Kheira tak tau harus curhat kemana, sahabatnya yang selama ini menemaninya sedang sakit typus dan di rawat di rumah sakit. Hanya buku diarynyalah teman untuk mencurahkan semua isi hatinya. Segalanya dia tulis di buku itu mulai kisah cintanya yang begitu rumit. Semakin hari reno merasa hubungannya dengan kheira begitu hambar, ia merasa kheira kini mulai kelihatan tak mempedulikannya, menjauh dan selalu sulit untuk di mengerti isi hatinya. Reno menceritakan perubahan sikap kheira kepada dammar, “ah,sob..mungkin Cuma perasaan lo aja kali.”tangkas dammar. “gak,coy..gue yakin pasti ada hal yang membuat dia seperti ini sama gue..” “udahlah, kalian itu saling percaya ajah saling pengertian, gue yakin kheira tetap mencintai lo kok,.. “iyah,,,,mar…gue gak bakal ngelepasin dia, gue cinta banget ama dia, liat ajah kalau sampai dia berubah karena ada cowok lain yang mempengaruhinya, gue jamin tuh cowok gak bakal bisa senyum dan ketawa lagi..” celetuk reno sambil menggumpalkan kedua telapak tangannya.

Dammar tak menjawab, dia hanya diam sambil menelan ludah. Malam hari disebuah rumah yang sangat sederhana, kicauan burung malam bagai musik yang menghantarkan jiwa –jiwa yang lelah kedalam dunia mimpi. Dammar tak dapat memejamkan mata, dia Nampak gusar, berkali badannya dia balik – balikan menghadap kiri ke kanan terus menerus dan akhirnya kedua matanya menatap langit – langit kamarnya. Dia merenung…dia masih mencerna omongan reno kemarin siang. Lalu dammar bangkit dari kamar tidurnya ke meja belajar, ia hendak menulis surat buat kheira.

Keesokan paginya, dammar sengaja datang lebih awal karena ingin menyelipkan secarik kertas di laci meja kheira. Tak di sangka reno telah berdiri dihadapannya, “surat apa yang lo selipkan di meja cewek gue,mar?” Tanya reno sambil menatap tajam dammar.“ooh..eenggaak bu…buukan apa- apa kok.”jawab dammar begitu gugup. Reno langsung mengambil surat itu dan membacanya. Keringat langsung mengguyur seluruh tubuh dammar, dalam hatinya berkecamuk rasa sesal dan takut, ia tak mau sahabatnya itu salah paham. “ooh…ternyata selama ini cowok itu elo,mar, gue gak nyangka ya.. lo bisa setega ini sama gue..lo sama aja mengkhianati persahabatan kita.”cerca reno “ren, dengerin gue dulu, gu,,gue gak bermaksud seperti ini.”bela dammar. “dasar pengecut lo.”

Gertak reno lalu menonjok muka dammar hingga terjatuh kelantai, “lo itu udah gue anggap sebagai saudara gue sendiri, tapi apa sekarang, lo main belakang sama cewek gue… “ren, dengerin gue dulu… “udahlah, gue gak mau denger penjelasan dari pecundang macam loe… sekarang gue bakal buktiin kalo gue bisa miliki kheira seutuhnya, kita main secara terang-terangan…”ucap reno sembari berlalu meninggalkan dammar yang terduduk di lantai.

Sejak kejadian itu, hubungan persahabatan mereka menjadi renggang. Reno tak lagi mau dekat- dekat dengan dammar, kondisi ini di manfaatkan oleh bimo, bimo juga tak menyukai dammar, bimo hendak mengadu domba mereka berdua. “udahlah ren, ngapain juga lo mikirin si pengkhianat itu, dia tuh gak pantes jadi sahabat lo, gak tau diri banget setelah apa yang udah lo kasih ke dia, dia malah kayak gitu sama elo..”ujar bimo memanas – manasi reno. “diam lo, gue gak perlu saran dari lo, mendingan lo pergi daripada ntar gue hajar lagi kayak waktu itu.”sangkal reno sambil memasang bugem untuk bimo. “eitss…sabar boy, gue disini ada di pihak lo, gue tuh kesini Cuma mau kasih tau lo ajah kok, kalo si dammar lagi berdua – duaan tuh ama cewek lo, kheira.” “apa lo bilang, serius lo, kalo lo bohong, gue abisin lo,” “ beneran, mereka ada di taman sekolah tuh, sambil pegangan tangan mesra gitu,” ucap bimo menambah panas hati reno.

Saat bersamaan dammar dan kheira sedang berada di taman, mereka memang sedang duduk berdua, tetapi tidak untuk bermesraan, dammar hendak memperjelas persoalannya dengan reno. Dan meminta agar kheira dapat berbicara ke reno kalau semua ini hanya salah paham. “dammar, bukankah bagus jika reno telah mengetahuinya, dengan begitu kita tak perlu bersandiwara lagi di depannya, kalau ini tetap di lanjutkan akan banyak hati yang tersakiti.” Ujar kheira. “tapi khei, ini tak semudah yang kamu kira, kita tak mungkin bisa bersatu diatas kesedihan sahabatku sendiri.”jawab dammar.

Nampak kejauhan reno memandangi mereka berdua, dari sorot matanya, reno sangat marah dan dendam kepada sahabatnya itu. Hatinya bagai terisi api yang membara. Bel sekolah berbunyi,semua siswa berhamburan dari dalam kelas dengan wajah yang bermacam – macam, senang, kusam dan sebagainya. Dari lorong kelas 2, Nampak dammar berlari menuju kelas reno. Namun apa yang ia cari tak ia temui, lalu ia bertanya kepada tasya teman sekelas reno, tasya bilang kalau reno baru saja keluar kelas menuju mobilnya, ia Nampak terburu – buru. Dammar sudah menduga, reno buru – buru pulang karena tak mau bertemu dengannya. Lalu cepat dia berlari menuju parkiran, sesampai disana mobil reno sudah siap pergi tetapi dammar datang lebih cepat dan mencegahnya. “woy, minggir gak lo, daripada gue tabrak nanti.” Ucap reno kesal. “gue gak mau minggir sebelum lo dengerin penjelasan gue terlebih dahulu.” “ woy, kalo lo tetap gak mau minggir, gue TABRAK.” Ancam reno. “silahkan aja gue tetap gak mau minggir.”teguh dammar. “ oke kalau itu yang lo MAU.” Reno tidak main – main, dia keraskan bunyi mobilnya, lalu tanpa di beri aba –aba mobil reno siap menabrak tubuh dammar,seperti banteng yang hendak menyeruduk setiap yang bewarna merah. “HENTIKAAAN…tolong berhenti reno.”

Kheira datang tiba – tiba membuat reno tersentak kaget, begitu pula dammar, air matanya membasahi pipi merahnya. Butir – butir air mata yang mewakili kekesalannya terhadap sikap reno, kok bisa dia berbuat seperti ini,batin kheira. “cukup, aku muak dengan semua ini, aku benci berada dalam lingkaran diantara kalian berdua, aku beencii.” Tangis kheira pun meledak. “hah, kenapa jadi kamu yang marah khei..kalianlah yang telah mengkhianatiku, bermain di belakangku.”terka reno yang keluar dari dalam mobilnya.

Dammar hanya bisa diam membisu, keributan mereka tak ada hasilnya. Hingga kheira pun tak dapat menahan diri dan menampar reno, lalu pergi meninggalkan mereka. Dammar yang sedari tadi hanya diam terpaku akhirnya pergi mengejar kheira. “khei, berhenti khei..kita bisa selesaikan masalah ini bersama, jangan pergi khei..”.pinta dammar pada kheira. Tapi kheira tak menggubrisnya.

Kheira terus berlari, pandangannya tidak fokus lagi dan saat dia hendak berbalik, dari arah berlawanan datang mobil yang rem nya blong, kheira tak dapat menghindar dan akhirnya dia tertabrak dan terpental lalu kepalanya terbentur pembatas jalan. Dammar berteriak histeris, dia berlari mendekati kheira yang terluka parah.

Bagai petir di siang hari, kejadian ini tak pernah ia harapkan. Kheira meminta agar dammar memangkunya, kheira mau dammar mendengarkan beberapa potong kata yang keluar, dengan suara yang tak jelas dan nafas yang tersengal. Kheira menguatkan diri,ia tahu dia tak bisa terselamatkan, sebelum terlambat, kheira sampaikan bahwa dia memohon maaf karena kehadirannya membuat persahabatan mereka hancur.tapi salahkah jika dia hanya mencintai dammar.

Bunga berguguran bagai di musim semi, langit yang mendung menambah suasana semakin terasa hampa dan menyedihkan. Butiran air mata menetes di pipi dammar, ia terlalu egois memaksakan seseorang yang begitu ia cintai untuk mencintai orang tak di cintainya. Bodoh, kini apa yang ia dapat…dia telah ditinggal pergi oleh orang yang sangat ia cintai untuk selamanya.

Kedua orang yang ia cintai telah pergi meninggalkannya, kheira telah menghadap sang kuasa, sedangkan reno sahabatnya itu telah memutuskan hubungan persahabatan mereka. Reno semakin benci dan kini ia dendam dengan dammar, reno menyalahkan dammar atas kematian kheira. Dammar dapat menerima jika reno masih marah dengannya, tetapi saat keluarganya terbawa masuk kedalam masalah mereka, dammar tak tinggal diam.ayahnya yang tak tahu menahu bingung akan sikap reno yang tidak bersahabat. “den, kenapa den reno memecat saya, apa salah saya den..”kata ayah dammar yang bekerja sebagai satpam di perusahaan papanya. “tanya saja sama anak bapak, dia sudah menghancurkan hati saya.” “dammar melakukan apa sama den reno, maafkanlah dia den,saya yakin dammar tak sengaja melakukannya, ia anak yang baik, bukankah den reno telah lama berteman dengannya.”ayah dammar. “tidak , ini sudah urusan nyawa pak, kekasih saya meninggal saat besama dia..tak dapat saya tolerir lagi, saya sangat membencinya..sangat MEMBENCINYA…”

Ayah dammar memohon hingga bersujud di kaki reno agar reno memaafkan anaknya, tetapi reno tidak dapat menerima, bahkan reno mendorong ayah dammar hinggat terjatuh. Dammar yang hendak menengok ayahnya bekerja kaget atas perilaku reno terhadap ayahnya. “ren, lo apa –apaan sih, ini masalah kita mengapa kamu ajak ayah saya ikut dalam persoalan ini”cerca dammar. Reno tak menggubrisnya, dia langsung pergi meninggalkan dammar dan ayahnya, namun tangannya ditahan oleh dammar. “tunggu ren, jawab pertanyaanku, mengapa kamu begitu sangat membenciku, hingga ayahku kau perlakukan seperti ini”. “ sok ngomong manis depan gue, kamu..kamu..hei dengar yah gue bukannya Cuma sangaat membenci lo tapi gue juga sangat dendam sama lo, ini baru permulaan, lihat apa yang akan gue lakukan untuk membalas rasa sakit hati ini mar,” ujar reno sambil menatap tajam mata dammar, tersulut mata penuh ke ambiusan untuk membalaskannya. Reno begitu membenci dammar.

Persahabatan yang telah berjalan lama sejak duduk di bangku smp hingga sekarang harus berakhir hanya karena cinta pada seorang gadis, dan juga karena kesalahpahaman. Niat reno ingin menghancurkan hidup dammar bukanlah hanya gertakan semata, reno mengirim beberapa orang untuk memukuli sahabatnya itu, tentunya reno tak mungkin bisa memukuli dammar dengan tangannya sendiri. Saat pulang sekolah dammar di jegad oleh beberapa orang yang tak di kenalnya,orang – orang tersebut lalu memukuli dirinya, tanpa rasa iba, yah…itu adalah suruhan dari reno, untuk membuat dammar tersakiti. Ternyata reno tak berhenti sampai disitu, reno merencanakan sesuatu agar beasiswa dammar di cabut, tentunya jika itu terjadi reno berharap dammar akan kesulitan untuk membayar sekolahnya dan akhirnya dia tak dapat meneruskan sekolahnya. Dengan bantuan bimo, rencananya berhasil, nama baik dammar tercoreng, dammar di tuduh menggelapkan uang kas osis karena saat itu dammar menjadi bendahara umumnya,sedangkan bimo adalah ketua osis. Janganlah di Tanya sepicik apa rencana mereka menghancurkan dammar.

Persahabatan dammar dan reno telah berakhir. Itulah menurut reno, tetapi tidak menurut dammar, dammar masih mengharapkan reno menjadi reno yang dulu yang dia kenal,yang selalu ada untuknya,yang sangat sayang padanya. Dammar senantiasa berdoa pada Tuhan agar di bukakan pintu maaf reno untuknya, dibukakan mata hati reno untuk menjadi reno yang dammar rindukan seperti dulu.

Menjelang ujian nasional, siswa – siswi sekolah mulai resah dan gusar bagaimana mereka dapat lulus dan mendapat nilai yang bagus, sebelum ujian, mereka mendapatkan latihan terlebih dahulu. Namun Untuk mengikuti latihan ujian nasional, semua tunggakan bayaran sekolah harus segera diselesaikan. Dammar sedih, keuangan keluarganya menipis, ayahnya yang dipecat kini hanya sebagai buruh serabutan, ibunya kini ikut membantu dengan menjadi tukang cuci. Tetapi penghasilan orangtuanya tidak dapat membantu membayar uang sekolahnya.penghasilan orangtuanya hanya cukup membiayai hidup dan juga ke 3 adiknya. damar tak dapat memaksa mereka, dammar juga cukup malu pada ibu dan ayahnya karena beasiswanya di cabut.

Bukan dammar jika menyerah, dia pun bekerja, mencari uang untuk membayar uang sekolahnya. Saat pulang sekolah dia bekerja menjadi pengantar susu ke rumah – rumah pelanggan. Pekerjaan ini ia dapat dari temannya,dani yang cukup simpati atas hal yang terjadi padanya. Berkat kerja kerasnya beberapa hari, uangnya dapat terkumpul dan ia pun dapat membayar uang sekolah dan sisanya ia berikan kepada ibu nya untuk membantu keperluan keluarga.

Saat disekolah,jam istirahat. Dammar dan dani yang hendak ke perpus untuk belajar bersama berpapasan dengan reno yang berjalan bersama bimo di koridor sekolah. “eh,dammar,mantan sahabatnya reno..mau kemana?” ledek bimo kepada dammar. Dammar pun berhenti dan menatap mata bimo. “ngapain si lo negor – negor dia”.ujar reno kesal. “ren, lo gak mau nostalgia dulu sama mantan sahabat lo ini..” “cukup,bim…gak ada yang namanya mantan sahabat bagi gue…reno tetap sahabat gue..gue gak pernah menghilangkan reno dari hidup gue.” Potong dammar. “ sorry yah,gue udah gak nganggep lo sebagai sahabat bahkan teman gue…lo gue end… ngerti lo.”ucap reno sambil berlalu meninggalkannya.” “lo denger tuh mar, lo gue end….hahayy.”ujar bimo sambil tertawa geli melihat ekspresi wajah dammar yang sedih sambil berlari mengejar reno. “yang sabar mar, gue yakin reno bakalan nyesel udah berbuat seperti ini sama lo, sahabat yang begitu menyayanginya.”ujar dani menghibur dammar.”

Ketika sore hari, reno hendak mencari angin segar. Dia melihat dammar sedang mengendarai motor lamanya bukan motor pemberiannya dulu, sebab motor itu sudah dikembalikan saat mereka mulai bermasalah. Motor dammar berhenti di rumah tetangga reno, dari kejauhan reno mengamati dammar yang membawa beberapa botol susu. Dalam hatinya berkata “dia begini karena kebenciannya yang tak terkendalikannya, dalam hatinya sangat miris, ingin ia menghampiri dammar dan memeluknya, tapi reno terlalu gengsi dan dendamnya masih ada di sorot mata hatinya.

Saat ujian nasioal telah berlalu dan masa – masa indah sma telah berakhir..perpisahan pun telah tiba, dammar masih merindukan sosok reno sebagai sahabatnya bukan seorang yang menganggapnya sebagai musuh. Reno yang diharapkan dammar sedang mendapatkan musibah, adik satu –satunya yang ia miliki, reiny menderita gagal ginjal, adiknya kini terbaring di rumah sakit dan kritis. Dokter menyatakan bahwa reiny memerlukan donor ginjal segera jika tidak ia akan meninggal. Papa mama reno serta reno pun gusar, berusaha mencari donor ginjal yang cocok untuk reiny. Karena harus menjaga reiny dan mencari pendonor ginjal.

Papa reno menyuruh reno untuk menggantikan posisinya sementara di perusahaan. Reno pun menyanggupi amanah dari papanya itu. Di perusahaan ayahnya, reno menawarkan semua karyawannya untuk menjadi pendonor ginjal, imbalannya ia akan memberikan uang yang dimau si pendonor itu.

Beberapa karyawannya tertarik namun tak satupun yang cocok untuk reiny. Sepertinya apa yang telah ia lakukan sia – sia tak ada hasil. Reno terpukul sekali,,. Dia mencoba menenangkan diri disebuah taman kota yang menjadi tempat favoritnya bersama dammar dulu, dia sedih, air matanya tak terasa membanjiri pipinya,ia tak peduli dengan tatapan mata orang yang lewat didepannya. Ia tak mau kehilangan adik kesayanggannya itu. Tak di sadarinya reno bertemu dengan dammar. “reno..kau kah itu?, mengapa kau menangis.”sapa dammar sambil duduk disebelah reno. “bukan urusan lo, ngapain lo disini, ngapain juga duduk di samping gue.”cerca reno sambil mengusap air matanya. “inikan tempat favorit kita berdua, aku kangen sama kamu ren, karena itu aku kesini dan berharap bisa bertemu denganmu,ternyata Tuhan mendengar pintaku,akhirnya aku bisa bertemu lagi denganmu.”ujar dammar sambil tersenyum manis untuk reno.”gak usah basa – basi deh, sekarang pilih..lo yang pergi apa gue yang pergi” hardik reno sambil memasang wajah yang tak mengenakan untuk di lihat. “ren, sampai kapan kamu membenciku, sampai kapan kamu bisa memaafkanku, aku gak bisa kalau harus melupakanmu.” “udahlah mar, gue lagi ada masalah, jangan buat gue naik pitam, adik gue lagi sakit.”;ceplos reno. “hah, rei sakit apa ren?”Tanya dammar ingin tahu. “ dia sakit ginjal dan memerlukan donor ginjal segera jika tidak…” “jika tidak kenapa ren..” potong dammar. “ jika tidak reiny akan meninggal, puaas lo mar, udah gue kasih tau, sekarang lo pergi, tinggalin gue sendiri.”tutup reno. “ren, aku mau jadi pendonor ginjal buat reiny.” Ujar dammar. “ maaf gue gak perlu bantuan lo.” “ren,percaya ini demi adik lo,reiny udah seperti adik gue sendiri.lo gak mau kan terjadi apa- apa sama dia jika terlambat untuk mencari donor untuknya”.

Karena terpaksa, reno pun menyetujuinya, dammar pun di bawa ke rumah sakit tempat adiknya di rawat untuk diperiksa. Jika ginjalnya cocok, maka dammar akan menjadi pendonor untuk reiny dan harus menjalani operasi, dengan begitu dammar hanya memiliki 1 ginjal nantinya. Setelah menjalani berbagai pemeriksaan, dokterpun menerangkan bahwa ginjal dammar cocok dengan reiny. Keluarga reno pun bersyukur namun tak berlangsung lama karena ingat apakah ayah ibu dammar memperbolehkan dammar untuk menjadi pendonor reiny setelah apa yang dilakukannya dengan ayah dammar.

Semula orangtua dammar menolak,namun karena tekad dammar yang telah bulat untuk menolong reiny,maka orangtua dammar menyetujuinya. Sebelum operasi dammar meminta untuk berbicara sebentar dengan reno. “apa yang lo mau dari gue mar.” Tanya reno serius “gue Cuma minta lo mau nerima gue lagi,ren.jika lo dah gak mau bersahabat seperti dulu dengan gue,gue bisa terima tapi tolong kita tetap berteman dengan baik yah..maafin gue .”pinta dammar. “Cuma itukah.” “1 lagi ren, gue mau bekerja di kantor yah lo, gue mohon,gue gak tau gimana caranya buat bantu orangtua gue.”pintanya lagi kepada reno. “ sorry mar, gak ada lowongan kerja lagi, kecuali office boy..”terang reno. “gak pa2 ren, gue kerja apa aja mau.”tegas dammar. “baiklah kalau begitu.”

 Dammar pun masuk keruang opersai, begitu pula dengan reiny. Reno berhrap keselamatan untukkeduanya, orang yang ia saying, reno mencoba melawan sikap pendendamnya. 3 jam telah berlalu, operasipun selesai dan lancar. Keduanya telah melewati masa kritisnya, mereka di bawa kekamar rawat masing – masing, reiny telah sadar, ini membuat keluarga reno bahagia, namun dammar sampai sekarang belum sadarkan diri. Reno mencoba melawan rasa simpatinya terhadap dammar, ia yakin sebentar lagi dammar akan sadar lagipula disana sudah ada orangtuanya yang menjenguk serta orangtua dammar sendiri. 3 bulan setelah operasi itu, reno menepati janjinya. Ia memperkerjakan dammar di kantornya, dammar senang bisa bekerja dikantor orang yang selalu ia anggap sebagai sahabatnya itu, reno teetap bersikap dingin dengan dammar, tetapi ini tak pernah membuat dammar menjauhi reno bahkan dammar selalu ingin dekat dengan reno. “ini kopinya bos.”sapa dammar kepada reno sambil menaruh secangkir kopi panas di meja kerja reno. “makasih.”ucap reno “kalau perlu apa – apa panggil ajah yah.”ujar dammar. “iya”jawab reno sedikit ketus.

Lalu dammar pergi dan menutup pintu mebiarkan reno kembali bekerja. Dammar kembali bekerja di dapur, namun hari ini terasa aneh. Perut di bagian bawah dekat pinggangnya terasa sangat sakit, ia mencoba tetap kuat dan melawan rasa sakit itu, tapi rasa sakitnya semakin menjadi. Hingga ia menjatuhkan gelas yang ia hendak cuci.

Mendengar keributan di dapur memerapa karyawan menghampirinya dan menolongnya. “dammar tidak apa- apa?”Tanya salah satu karyawan itu. “tidak apa- apa kok bu.”jawab dammar pelan. Hal seperti ini sering terjadi, bahkan dammar sempat pingsan dan di bawa kerumah sakit, reno yang tahu akan itu hanya diam tak pura – pura tidak tau bahkan taak mau tau akan sakit yang di derita dammar.

Keesokan harinya dammar datang kekantornya, ia mulai seperti biasa bekerja sebagai office boy, sudah seminggu dammar tidak kelihatan. Saat melihat dammar,reno langsung memanggilnya  keruangannya. “dammar kamu kenapa?”Tanya reno. “tidak pa2 bos.”jawab dammar. “dammar, maaf yah kamu saya pecat..”ucap reno.kali ini nada bicara reno sangatlah lembut.entah apa yang di inginkan reno.tetapi dammar menerimanya dan pergi begitu saja tanpa berpamitan. Dammar menangis, ia tak tau lagi apa yang harus dilakukannya agar reno bisa seperti dulu, orang yang ramah dan baik memperlakukannya.

Di ruangannya reno terpaku diam dan tak terasa air matanya terjatuh, airmata untuk dammar. Dammar pulang kerumah, ia tak ingin terlihat bersedih dihadapan orangtua dan adiknya. Ia pun tak mengatakan tentang sakit yang kini datang menghampirinya, orangtua dammar kini mempunyai warung yang diberikan oleh orangtua reno karena dammar telah mendonorkan ginjal untuk reiny.damar sangat menyayangi ayah,ibu dan ke 3 adiknya,ia berjanji takkan merepotkan mereka lagi. Dammar berharap air matanya telah habis, agat tiada kesedihan lagi menghampirinya…tiada lagi.

Reno datang kesiangan kekantor, semalam ia merenung tentang kisah yang telah terjadi. Ia langsung menuju ruangannya,tetapi sekretarisnya menghampirinya dan menyerahkan buku diari, buku diary milik kheira yang dititipkan oleh tasya teman semasa sma nya dulu.

Lembar  demi lembar di buku itu ia baca,meneteslah lagi air matanya. Ia bahkan tak sanggup meneruskan untuk membaca, tetapi ia mencoba untuk tegar..buku diary inilah yang membuka mata hati reno yang telah di butakan oleh kebencian dan dendam.

Sahabatnya yang telah ia aniaya,yang telah ia hancurkan hidupnya adalah seorang yang berhati malaikat, dialah yang selalu berusaha menjaga hatinya, tak pernah membiarkan hatinya terluka,bahkan merelakan cinta sejatinya pergi meninggalkannya hanya demi sahabat yang tak terima kasih seperti dirinya. Reno sangat menyesal…ia tersdar bahwa air mata tak bisa menebus dosanya terhadap dammar.

Reno mendatangi rumah dammar,rumah yang sudah lama tak ia datangi semenjak ia membenci dammar.reno tak sudi untuk menginjakan kakinya disini. Reno mengetuk pintu rumah dammar, tetapi rumah itu tampak sepi seperti tak berpenghuni. Lalu reno bertanya ke tetangga sebelah rumah dammar.

Tetangga tersebut bercerita bahwa keluarga dammar telah pindah,hendak pulang ke kampung halamannya. “ibu tau mereka pindah ke daerah man?.”Tanya reno. “buat apa kau bertanya itu, bukankah kau hanya ingin bertemu dengan reno” Tak disangka reno, dani berdiri di belakangnya. “dani…”ucap reno kaget. “mengapa baru sekarang kau kemari ren.” “dani,maaf gue terlalu jahat,gue mau minta maaf sama dammar, gue mau hubungan pershaabatan gue sama dia terjalin lagi, seperti dulu..gue menyesal.”tutur reno menahan tangis. “tapi ini telah berakhir ren, ia takkan bisa bersamamu lagi.” Ucap dani. “maksud nya apa, apakah dammar kini juga membenci gue,gak pa2 den gue terima, gue bakal terima perlakuan apa ajah dari dia,tapi pliss jangan halangi gue buat ketemu dia ,gue kangen sama dia.” “gue gak bakal ngelarang lo kok ketemu sahabat lo,dia memang sahabat sejati lo ren, sayangnya lo gak bisa menjaganya.” “maksud lo apa si dan,gue gak pahan semua omongan lo.” “ren, asal lo tau, dammar menderita gagal ginjal, ginjalnya memang tinggal satu karena yang satunya ia berikan kepada adik lo, ternyata ginjal danar yang tingggal 1 itu tak berfungsi dengan baik, dia harus senantiasa cuci darah, selama ini ia sembunyikan penyakitnya itu, orangtuanya pun tak dia beritahu.sampai akhirnya…” “ya Tuhan…kenapa bisa begini apa yang telah ku perbuat pada sahabatku, aku telah membunuhnya.”

Tangis reno pun tak tertahankan. “ren, sabar ren, ini semua bukan salah lo sepenuhnya..kita iklaskan saja.” “iklhaskan dan…maksud lo apa dan..trus kalimat lo apa yang akhirnya itu..kenapa ada apa dengan dia selanjutnya dan…kasih tau ke gue…” cerca reno “lo harus kuat ren, dammar tidak bisa terselamatkan, dia sudah terlalu parah, tenaganya tak dapat membendung rasa sakit yang ia rasakan.”tutur dani, dani pun tak dapat menahan air mata nya. “dammar udah gak ada, dammar udah pergi menyusul kheira..”lanjut dani meneruskan kalimatnya yang terpotong.

Bagai badai yang menerpa tubuhnya,reno tak dapat menjaga keseimbangan tubuh,Reno tak kuat mendengarnya,ia pun jatuh pingsan. Kicauan burung di pagi hari, bunga melati yang bermekaran kini banyak yg gugur dan jatuh ketanah. Semerbak harumnya menambah lemah jiwa – jiwa yang menhirupnya, langit nya bagai langit di senja hari.hari ini begitu memilukan…memilukan hati.

Reno terduduk lemah bagai tak ada sisa – sisa tenaga lagi, kepalanya terbaring di atas pusara yang bertuliskan nama “moh.damaryanta” tepat disebelahnya adalah makam kheira…air mata reno terus mengalir seakan tak ada habisnya, tak dapat mengukur kepedihan hatinya serta penyesalannya yang begitu besar. Terdengar sayup bisikan lembut ditelinga kanannya hingga membuat dirinya terjaga dan kembali menangis, bisikan itu membuat hatinya tenang namun batinya terasa teriris sembilu… kau tetap sahabatku…selama-lamanya.

KAU TETAP SAHABATKU
Karya : riwilsa
Nama lengkap : Rika Wildasari
Alamat : Jl rajabasa jaya, labuhan dalam, Bandarlampung.
Pekerjaan : kuliah di Universitas lampung fakultas FKIP.

Selasa, 10 April 2012

Ayah Mengapa Wajahmu Berkerut Dan Badanmu Membungkuk

Suatu ketika ada seorang anak perempuan yg bertanya kepada ayahnya,tatkala tanpa sengaja ia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut,dengan badanya yang mulai membungkuk, disertai suara batuknya yang khas.

Anak perempuan itu bertanya kepada ayahnya, : "ayah, kenapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kiat membungkuk?? ?"
demikian pertanyaannya ketika ayahnya sedang santai di beranda, Si ayah menjawab " Karena aku lelaki "

anak perempuan itu berkata sendirian " aku tidak mengerti" dengan berkerut kening karena jawaban ayahnya membuat hatinya bingung dan ga mengerti.
Ayah hanya tersenyum, dipeluk dan dibelainya rambut anaknya sambil menepuk bahunya dan berkata "Anakku kamu memang belum mengerti tentang lelaki ". Demikian bisik sang ayah yang membuat anaknya bertambah bingung.

Karena perasaan ingin tahu dan ia mendapatkan ibunya lalu bertanya kepada ibunya
"Ibu, mengapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kian membungkuk? dan sepertinya ayah mengalami demikian tanpa ada keluhan atau rasa sakit ???"
Ibunya menjawab "Anakku, jika memang seorang lelaki bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian ". hanya itu jawaban si ibu dan anak itupun kemudian tumbuh dan menjadi dewasa, tapi ia tetap masih mencari-cari jawaban, kenapa wajah ayahnya yang tampan berubah menjadi berkerut dan badannya membungkuk??

Hingga suatu malam ia bermimpi, dan didalam mimpinya ia seolah-olah ia mendengar suara yg lembut dan kata-katanya terdengar dengan jelas, itu ternyata rangkaian jawaban pertannyaannya selama ini yang selalu ia cari.

" Saat kuciptakan lelaki, AKU membuatnya sebagai pemimpin keluarga, serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga tersebut, dan ia senantiasa akan berusaha menahan setiap ujungnya agar keluarganya senantiasa merasa aman, teduh dan terlindungi. "

"Kuciptakan bahunya yg kuat dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat untuk melindungi seluruh keluarganya. "

"Kuberi kemauan kepadanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yg berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, walaupun seringkali ia mendapat cercaan dari anak-anaknya, "

"Kuberikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya ia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya ia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan terhembus angin, ia relakan tenaga perkasanya demi keluarganya dan yang selalu dia ingat
adalah disaat semua keluarganya menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil jerih payahnya."

"Kuberikan kesabaran,ketekunan dan dan kesungguhan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa ada keluh kesah. walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan seringkali menerpanya."

"Kuberikan perasaan kuat dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi apapun, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya dan hatinya."

"Padahal perasaannya itu pulalah yang telah memberikan rasa aman disaat anak-anaknya tertidur lelap, serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anaknya agar selalu saling mengasihi dan menyayangi sesama saudara."

"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan kepadanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang,bahkan seringkali ditentang dan ditolak oleh anak-anaknya. "

"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya, istri yang baik adalah istri yang selalu menemani dan bersama-sama menjalani perjalanan hidup baik suka maupun
duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada istri,agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling melengkapi dan saling mengasihi."

"Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga bahagia dan badannya yang bungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai lelaki
yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga dan segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya. "

"Kuberikan kepada lelaki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan sebaik-baiknya, dan hanya inilah kelebihan yang hanya dimiliki oleh lelaki.
walaupun sebenarnya amanah ini adalah di dunia dan di akhirat."

Terkejut anak dari tidurnya dan segera ia berlari, berlutut dan berdo'a hingga menjelang subuh,setelah itu ia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak menggenggam dan mencium telapak tangan ayahnya.
"AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH"




Bila ayah masih hidup jangan sia-siakan membuat hatinya tersenyum dan gembira,Bila ayah telah tiada jangan putuskan tali silaturahim yang telah dirintisnya, dan do'akan agar TUHAN selalu menjaganya dengan sebaik-baiknya .

Ijinkan Aku Menciummu Ibu

Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku dipaksa membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.

Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.

Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.

Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.

Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.

Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang
mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.

Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.

Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi doa di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku
yang sekarang.

Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.

Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu.
Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.

Ibunda Mengapa Engkau Menangis

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,"Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkanperasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".


Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup

Ketika Allah Tersenyum

Sejak pertemuan pertama dgn hazrat,seperti ada sesuatu yg terjadi dilembah hati mayang. Rasa cintanya kepada sesama jenis, kini mulai terusik. Sudah 2 tahun Mayang
terjerumus ke dlm dunia lesbi, padahal wajah mungilnya cantik mempesona, bibir tipis dan hidung mancung, sangat molek ketika dipadukan dgn bulu matanya yg lentik. Dahulu ia pernah jatuh hati pada seorang laki2, ia serahkan seluruh hidup cintanya kepada lelaki itu. Gajinya selama bekerja di Hongkong selalu dikirimi buat kekasih pujaan hatinya, hingga buat dirinya saja hampir tdk kebagian. Namun sayang lelaki yg sangat dicintainya malah pergi dgn wanita lain. Hati Mayang hancur berkeping-keping, bagai teriris-iris sebuah pisau yg sangat tajam, sakit tiada terperi. Pada saat seperti itu, datanglah wanita yg sangat perhatian dan penuh kasih sayang menghampiri Mayang, ia merasakan kenyamanan saat berada dlm dekapan wanita itu, dan lama2 Mayang jatuh cinta padanya, sejak saat itu Mayang pun lebih mencintai sesama wanita

Hidup Myang sellalu diisi dgn mabuk-mabukan dan sex bebas dgn sesama jenis. Pendidikan agama yg pernah ia dapatkandari orang tuanya seakan leyap tak terbatas. Ia sudah terlena dgn gayahidup glamoritas Hongkong segala kemaksiatan sudah ia jalani. Namun kini ada gundah yg kembali muncul setelah bertemu dgn hazrat di Viktoria Park. Tak sengaja mata Mayang menatap Hazrat yg sedang duduk sendirian dibangku taman. Seorang lelaki yg tampan dan penuh kedamaian, cara duduknya sangat bersahaja, ditemani sebuah Al-Qur'an, ia tampak sangat berkarisma. Mayang sangat menikmati pemandangan itu hingga beberapa lama, baru dirinya tersentak ketika Hazrat menghampirinya dan menyapa

"nama saya Hazrat, apa ada yg bisa saya bantu mbak?"
"oh... ti..tidak... maaf..! Mayang lantas beranjak pergi
Wajah hazrat selalu terbayang dlm benak Mayang, kedamaian yg terpancar memacing ingatan Mayang akan nasehat orang tuanya dahulu.
"Nduk, kalau hatimu gundah dan penuh resah, bacalah Al-Qur'an dan fahami maknanya, niscaya gusti Allah akan memberimu keteguhan batinmu".
Mayang termenung dab bergumum dalam bathin "Apakah kedamaian yg terpancar dari wajah lelaki itu lantaran Al-Qur'an yg ia baca? oh Tuhan mungkinkah engkau mau menerima bacaan ayat-ayat sucimu dari seorang hamba seperti aku?"

Keesokan harinyua Mayang menghampiri Weni yg ia tahu sebagai ketua pengajian disalah satu organisassi Hongkong. Mayang mengutarakan seluruh isi hatinya yg kini sedang bergemuruh

"Wen aku sangat mengagumi keindahan lelaki yg kutemui saat itu. Dn entah mengapa kuat sekali keinginanku utk mengikuti apa yg dilakukan lelaki itu, membaca Al-Qur'an. Tapi apakah kiranya Allah sudi menerima bacaan ini
"Mayang. Allah adalah Tuhan yg sangat pemurah lagi penuh kasih sayang. Bertobatlah dan bacalah AL-Qur"an'an seperti yg engkau inginkan, Insya Allah, dia alkan menerima tobatmu karna memang sesungguhnya dia adalah Tuhan pengampun dosa"

Sejak saat itu Mayang bersahabat dengan Weni, dan entah akhir-akhir ini setiap Myang membaca Al-Qur"an, air mata kerinduan kepada Hazrat makin menggebu, dari hati yg paling dalm sebetulnya Mayang bertaubat dan mau membaca Al-Qur'an ini karna ia telah jatuh cinta kepada Hazrat. Mayang sangat mendambakan sosok lelaki seperti Hazrat, meakipun ia sadar mungkin saat itu adalah pertemuan pertamanya dan teraklhirnya dgn Hazrat. Namun entah mengapa perasaan Mayang tdk bisa terlepas dari bayang2 Hazrat, begitu kuay dan melekat kuat direlung jiwanya yg terdalam

Mayang terus mengikutii Weni utk pergi keberbagai pengajian, dunia lesbi telah jauh ditinggalkannya, bahkan kini dirinya lebih sering melakukan ibadah. Dalam setiap doa Mayang berharap utk dpt dipertemukan lagi dgn lelaki pujaannya itu, terkadang Weni yg mendengar doa Mayang yg dgn linangan air mata ia ikut menangis juga bahkan tanpa sengaja bibir Weni ikut bergumam "Ya Allah pertemukanlah Mayang dgn Hazrat karna ia begitu sangat mencintainya"

Suatu hari Mayang membeli salah satu majalah islam yg beredar di Hongkong, didalamnya terdapat iklan pengajian. Alngkah terkejutnya Mayang ketika melihat gambar Hazrat disalah satu iklan pengajian

"Allahu Akbar...!! Ya Allah gusti, berarti selam,a ini aku mencintai seorang ustadz...! ya Alaah betapa aku ini orang yg tak tau diri, wanita busuk seperti aku, berharap suami yg begitu mulia, Ya Allah ampunilah dirriku...!

Mayang menceritakan perihalnya kepada Weni, awalnya Wenipun terperanjat, ternyata lelaki yg dimaksud Mayang adalah seorang ustadz, yg sering bertandang ke Hongkong

"Baioklah aku akan mencari tau apakah ustadz Hazrat telah beristri atau belum, kamu yg sabar ya My"

Tibalah hari H pengajian diadakan, dimana Hazrat sebagai penceramahnya, Mayang dan Weni ikut menghadiri pengajian tersebut dan duduk dideretan paling depan, dgn jantung berdegup tak karuan, Mayang mencoba bersikap wajar, ia berusaha bersikap setenang mungkin menatap lelaki pujaan hatinya itu, namun ketika sorot mata Mayang bertatapan dgn sorot mata Hazrat, jantung Mayang seakan merosot kepuser

"ASSTAGFIRULLAH... ADUH GUSTI...eling eling eling....." ucap Mayang sambil nepuk nepuk pipinya sendiri

"kamu kenapa sih...?" Weni bertanya heran
"It...itu...tuu...!" ujar Mayang setengah berbisik pada Weni sambil menunjuk kearah Hazrat, dan Hazrat yg merasa dirinya sedang dirumpikan, terseyum pada Mayang
"Astagfirullah hal aziiim....!! ujar Mayang agak keceplosan.
"Ya Allah gusti... ada apa dgn diriku ini... kok segitunya sih... ampuni hamba ya Roob, hamba telah merendahkan diri hamba sendiri dihadapan laki-laki". Gumam Mayang sambil menunduk, kemudian dia dongakkan lagi kepalanya menghadap Hazrat, dan lagi2 Hazrat tersenyum kepadanya. "Aaaasssstagfirullahhal aziiiimmm....!!! ujar Mayang kali ini keceplosannya lebih keras


Mayang merasa jadi malu hati, dan berdiri bermaksud meninggalkan pengajian, namun sayang saking groginya kakinya tersandung kaki teman disebelahnya, Mayang terjatuh ndan nyungsep, bergegas Hazrat yg berada persis berda dihadapannya menolong Mayang

Setelah kejadian itu Mayang seperti tergila-gila oleh cintanyakepada Hazrat, apalagi mendengar Hazrat ternyata belum beristri, ibadahnya semakin tekun, bahkan disetiap liburnya Mayang mengajarkan Al-Qur"an kepada teman2nya yg lain, Myang selalu berdoa disela tahajutnya dgn untaian air mata agar kiranya Allah memperkenankan dirinya bersanding dgn Hazrat

Ibadahnya senmakin diperkuat begitu pula sedekahnya, berharap dari setiap kebaikannya mampu menggetarkan arasy Allah agar Allah memperkenankan doanya, sebab Mayangpun berpikir bahwa ia harus merubah duirinya 180 derajat dari sebelumnya, karna dipikirnya bagaimana mungkin Haztar akan mencintai wanita yg tak beriman

Hari-hari dilalui Mayang dgn bayangan Hazrat, karna makan rasanya tak enak tidur pun tak nyenyak, maka Mayang sekalian berniat puasa dan bangun malam utk tahajud tiada henti, uang yg didapatinya sebagai hasil gaji ia sedekahkan buat anak2 yatim dan fakir miskin

Terdengar informasi yg katanya Hazrat akan kembali ceramah di Hongkong bulan depan, Mayang bergegas mencari tahu panitia yg mengadakan pengajiannya, ia mendaftarkan diri sebagai panitia dan menawarkan jasa penjemputan sang ustadz, di b andara. Saat yg dinantipun tiba, Mayang stanbaydibandara sejak jam 10 pagi, padahal kedatangan pesawat dari indinesia sekitar pukul 3, yg namanya cinta menanti sehari bagaikan setahun

Jam menunjukan pukul 3, jantung Mayang berdegup kencang sekali, nafasnya tak teratur sorot matanya metatap satu persatu orang yg keluar dari pintu imigran dan yg dinantipun nampak berlahan

ya Allah kuatkanlah hatiku agar tidak bersikap memalukan dihadapan orang yg sangat kukagumi

Setelah Hazrat semakin jelas terlihat Mayng menghampiri berlahan

"Assalamualaikum.... sapa Myang batinnya terus saja berdendang membawakan lagu yg dinyanyikan oleh Dhani Ahmad. "Disetiap ada kamu, mengapa jantungku berdetak, berdetak lebih kencang seperti genderang yg mau perang, disetiap ada kamu mengapa darahku mengalir, mengalir lebih cepat dari ujung kaki keujung kepala..."

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh... ini panitia bagian penjemputan ya.."

"Betul pak ustadz" ujar mayang setengah gugup. "Pak ustadz sendiri?"

"Oh ndak, saya berdua dengan...." belum selesai Hazrat berbicara tiba-tiba Hany muncul dibelakang. "Ini Hany..."

Betapa terkejut Mayang menyaksikan kenyataan yg tak pernah diduga, lebih-lebih cincin yg digunakan Hany sama persisyg digunakan Hazrat. "Bukankah itu cincin kawin?" batin Mayang bergemuruh
,seluruh persedian Mayang seperti mau lepas, darah seperti berhenti mendadak, jantungpun seolah berhenti berdetak. "Ya Allah gusti kuatkan hatiku...." tak terasa air mata menganak sungai dikelopak mata Mayang. Cepat-cepat Mayang menghapusnya, kuatir hal itu diketahui Hazrat, Mayang mencoba bersikap sewajar mungkin

"kok nangis, kenapa...?" tanya Hazrat kepada Mayang
"cemburu," ujar Mayang nyeplos yg langsung menutup mulutnya sediri. "Ya Allah, andaikan Hazrat benar-benar tahu apa yg kumaksudkan, betapa malunya diri ini, ya Allah jangan kau rendahkan hambamu yg hina ini didepan lelaki yg sangat ku kagumi," batinnya bergumum

Sepanjang perjalanan menuju hotel, Mayang lebih banyak diam, menahan sakit hati yg tiada terperi, hatapannya selama ini hancur berkeping-keping, Bersanding dgn orang seperti Hazrat rupanya hanya khayalan belaka

Usai mengantarkan ustadz ke hotel, Mayang langsung mohon diri utk pamit pulang, sesampainya dirumah, Mayang menggelar sejadah dan sholat lalu mermunajat

"wahai Allah, belum puaskah engkau menyakiti hati ini, tak sudikah engkau menerima taubat hambamu yg hina dina ini hingga kau akan jerumuskan lagi aku ke dalam dunia lesbi karna benci terhadap laki-laki, Ya Allah tak pantaskah aku memiliki suami yg bisa menjadi petunjuk jalan tuk sampai kepadamu, sebegitu hinanyakah aku, sehingga kau campakkan aku dari harapanku sendiri, aku lelah ya Roob....."

Mayang datang menghadap majikannya, ia meralat pernyataannya yg akan segera menambah kontrak kerja, ia memutuskan utk berhenti bekerja dn pulang ke Indonesia.

"Ya Allah akan ku hukum diriku utk terus beribadah kepadamu, hingga kau menerima aku sebagai hambamu, aku akan pulang ke Indonesia agar aku bisa dgn leluasa melakukan ibadah sepert sepuasku, tak akan kuhentikan sujhudku kepadamu sampai engkau sudi mengangkat kepalaku," tekat mayang dlm hati setelah berpamitan dgn majikannya

Tiga hatri kemudian, Mayang mengemasi kopernya, siap menuju bandara, dia akan pergi meninggalkan Hongkong selamanya. Sesampainya di bandara, Mayang masuk dalam anterian bording tiket, tiba-tiba kakiny tertabrak troli dari belakang dan Mayang terjatuh, namun pada saat bersamaan pundaknya terasa ada yg menggenggam, tangan kekar yg sangat melindungi, menjaga Mayang hingga kepalanya tak sempat terantup lantai, Mayang berhasil diberdirikan oleh sitangan kekar, bergegas Mayang membenahi pakaiannya yg agak risih setelah jatuh tadi lalu menatap wajah lelaki yg menolongnya

"Aaasssstagfirullah hal adzim....!!!!!" Mayang terkejut dan langsung menutup mulut, ternyata yg menolongnya adalah leleki pujaannya selama ini, Hazrat. Namun ketika Mayangteringat akan Hany, wanita pendamping Hazrat, ia langsung mengucapkan terima kasih dan kembali bersikap dingin

"Setelah sekian lama aku memendam rasa, kini baru tahu, bahwa ternyata namamu adalah Mayang, kutahu dari panitia, namun kemarin aku mencarimu dan tak ku temui, padahal kedatanganku kali ini sesungguhnya adalah utk mengatakan cinta padamu," ujar Hazrat setengah berbisik dari belakangpunggung Mayang. "Ya, aku jatuh hati padamu saat aku membantumu bangkit ketika jatuh dipengajian beberapa bulan lalu, wajahmu selalu terbayang, di setiap doa selalu kuharap dpt bertemu lagi denganmu, alhamdulilah aku bersyukur, ternyata kemarin malah kamu yg menjemputku, aku senang luar biasa, kupikir kamu pun mencintaiku dengan mau menjemputku, tapi ternyata hanyalah sebuah tugas seorangpanitia, satu yg ingin kukatakan kepadamu bahwa telah lama aku mencintaimu Mayang"

Mayang terpana mendengar untaian kata demi kata yg terlontar dari mulut hazrat, ia teru menatap wajah Hazrat hingga beberapa saat tersentak. "Ya Allah, maafkan hambamu yg telah lancang memandng wajah lelaki yg bukan muhrim, ampuni dosa hamba ya Roob," batin Mayang bergumum

"Apakah jaka ada Hany pak ustadz juga berani berkata demikian?" tanya Mayang sambil menunduk

"Panggil aku mas Hazrat, Hany adalah adik kandungku yg ingin jalan-jalan ke Hongkong"

"Lalu apa maksud cincin yg sama itu?"

"Cincin...?" Hazrat lalu memandang cincinnya yg memang sama dgn Hany. "Ooooh....ini toh, ini cincin magnet buat kesehatan yg diberikan pak kiyai Irsyad utk seluruh keluarga kami."

Mayang tersipu malu. Dan tiba-tiba dari belakang Hany menutup mulut dan berkata dgn nada heran

"Masya Allah.... puncuk dicinta, ulampun tiba. Ya Allah, baaang... doamu gak sia-siatuh, ternyata wanita pujaanmu sudah keliatan didepan mata."

"Ya iyyalaaah...kalau ndak kelihatan dedemit dong. Masa aku mau nikah sama jurig..!!! barokokok kamu....!!!"

Semua yg ada ditempat itu tertawa. Dan Allah pun tersenyum



mahfudin_irsyad@yahoo.com