Sejak pertemuan pertama dgn hazrat,seperti ada sesuatu yg terjadi dilembah hati mayang. Rasa cintanya kepada sesama jenis, kini mulai terusik. Sudah 2 tahun Mayang
terjerumus ke dlm dunia lesbi, padahal wajah mungilnya cantik mempesona, bibir tipis dan hidung mancung, sangat molek ketika dipadukan dgn bulu matanya yg lentik. Dahulu ia pernah jatuh hati pada seorang laki2, ia serahkan seluruh hidup cintanya kepada lelaki itu. Gajinya selama bekerja di Hongkong selalu dikirimi buat kekasih pujaan hatinya, hingga buat dirinya saja hampir tdk kebagian. Namun sayang lelaki yg sangat dicintainya malah pergi dgn wanita lain. Hati Mayang hancur berkeping-keping, bagai teriris-iris sebuah pisau yg sangat tajam, sakit tiada terperi. Pada saat seperti itu, datanglah wanita yg sangat perhatian dan penuh kasih sayang menghampiri Mayang, ia merasakan kenyamanan saat berada dlm dekapan wanita itu, dan lama2 Mayang jatuh cinta padanya, sejak saat itu Mayang pun lebih mencintai sesama wanita
Hidup Myang sellalu diisi dgn mabuk-mabukan dan sex bebas dgn sesama jenis. Pendidikan agama yg pernah ia dapatkandari orang tuanya seakan leyap tak terbatas. Ia sudah terlena dgn gayahidup glamoritas Hongkong segala kemaksiatan sudah ia jalani. Namun kini ada gundah yg kembali muncul setelah bertemu dgn hazrat di Viktoria Park. Tak sengaja mata Mayang menatap Hazrat yg sedang duduk sendirian dibangku taman. Seorang lelaki yg tampan dan penuh kedamaian, cara duduknya sangat bersahaja, ditemani sebuah Al-Qur'an, ia tampak sangat berkarisma. Mayang sangat menikmati pemandangan itu hingga beberapa lama, baru dirinya tersentak ketika Hazrat menghampirinya dan menyapa
"nama saya Hazrat, apa ada yg bisa saya bantu mbak?"
"oh... ti..tidak... maaf..! Mayang lantas beranjak pergi
Wajah hazrat selalu terbayang dlm benak Mayang, kedamaian yg terpancar memacing ingatan Mayang akan nasehat orang tuanya dahulu.
"Nduk, kalau hatimu gundah dan penuh resah, bacalah Al-Qur'an dan fahami maknanya, niscaya gusti Allah akan memberimu keteguhan batinmu".
Mayang termenung dab bergumum dalam bathin "Apakah kedamaian yg terpancar dari wajah lelaki itu lantaran Al-Qur'an yg ia baca? oh Tuhan mungkinkah engkau mau menerima bacaan ayat-ayat sucimu dari seorang hamba seperti aku?"
Keesokan harinyua Mayang menghampiri Weni yg ia tahu sebagai ketua pengajian disalah satu organisassi Hongkong. Mayang mengutarakan seluruh isi hatinya yg kini sedang bergemuruh
"Wen aku sangat mengagumi keindahan lelaki yg kutemui saat itu. Dn entah mengapa kuat sekali keinginanku utk mengikuti apa yg dilakukan lelaki itu, membaca Al-Qur'an. Tapi apakah kiranya Allah sudi menerima bacaan ini
"Mayang. Allah adalah Tuhan yg sangat pemurah lagi penuh kasih sayang. Bertobatlah dan bacalah AL-Qur"an'an seperti yg engkau inginkan, Insya Allah, dia alkan menerima tobatmu karna memang sesungguhnya dia adalah Tuhan pengampun dosa"
Sejak saat itu Mayang bersahabat dengan Weni, dan entah akhir-akhir ini setiap Myang membaca Al-Qur"an, air mata kerinduan kepada Hazrat makin menggebu, dari hati yg paling dalm sebetulnya Mayang bertaubat dan mau membaca Al-Qur'an ini karna ia telah jatuh cinta kepada Hazrat. Mayang sangat mendambakan sosok lelaki seperti Hazrat, meakipun ia sadar mungkin saat itu adalah pertemuan pertamanya dan teraklhirnya dgn Hazrat. Namun entah mengapa perasaan Mayang tdk bisa terlepas dari bayang2 Hazrat, begitu kuay dan melekat kuat direlung jiwanya yg terdalam
Mayang terus mengikutii Weni utk pergi keberbagai pengajian, dunia lesbi telah jauh ditinggalkannya, bahkan kini dirinya lebih sering melakukan ibadah. Dalam setiap doa Mayang berharap utk dpt dipertemukan lagi dgn lelaki pujaannya itu, terkadang Weni yg mendengar doa Mayang yg dgn linangan air mata ia ikut menangis juga bahkan tanpa sengaja bibir Weni ikut bergumam "Ya Allah pertemukanlah Mayang dgn Hazrat karna ia begitu sangat mencintainya"
Suatu hari Mayang membeli salah satu majalah islam yg beredar di Hongkong, didalamnya terdapat iklan pengajian. Alngkah terkejutnya Mayang ketika melihat gambar Hazrat disalah satu iklan pengajian
"Allahu Akbar...!! Ya Allah gusti, berarti selam,a ini aku mencintai seorang ustadz...! ya Alaah betapa aku ini orang yg tak tau diri, wanita busuk seperti aku, berharap suami yg begitu mulia, Ya Allah ampunilah dirriku...!
Mayang menceritakan perihalnya kepada Weni, awalnya Wenipun terperanjat, ternyata lelaki yg dimaksud Mayang adalah seorang ustadz, yg sering bertandang ke Hongkong
"Baioklah aku akan mencari tau apakah ustadz Hazrat telah beristri atau belum, kamu yg sabar ya My"
Tibalah hari H pengajian diadakan, dimana Hazrat sebagai penceramahnya, Mayang dan Weni ikut menghadiri pengajian tersebut dan duduk dideretan paling depan, dgn jantung berdegup tak karuan, Mayang mencoba bersikap wajar, ia berusaha bersikap setenang mungkin menatap lelaki pujaan hatinya itu, namun ketika sorot mata Mayang bertatapan dgn sorot mata Hazrat, jantung Mayang seakan merosot kepuser
"ASSTAGFIRULLAH... ADUH GUSTI...eling eling eling....." ucap Mayang sambil nepuk nepuk pipinya sendiri
"kamu kenapa sih...?" Weni bertanya heran
"It...itu...tuu...!" ujar Mayang setengah berbisik pada Weni sambil menunjuk kearah Hazrat, dan Hazrat yg merasa dirinya sedang dirumpikan, terseyum pada Mayang
"Astagfirullah hal aziiim....!! ujar Mayang agak keceplosan.
"Ya Allah gusti... ada apa dgn diriku ini... kok segitunya sih... ampuni hamba ya Roob, hamba telah merendahkan diri hamba sendiri dihadapan laki-laki". Gumam Mayang sambil menunduk, kemudian dia dongakkan lagi kepalanya menghadap Hazrat, dan lagi2 Hazrat tersenyum kepadanya. "Aaaasssstagfirullahhal aziiiimmm....!!! ujar Mayang kali ini keceplosannya lebih keras
Mayang merasa jadi malu hati, dan berdiri bermaksud meninggalkan pengajian, namun sayang saking groginya kakinya tersandung kaki teman disebelahnya, Mayang terjatuh ndan nyungsep, bergegas Hazrat yg berada persis berda dihadapannya menolong Mayang
Setelah kejadian itu Mayang seperti tergila-gila oleh cintanyakepada Hazrat, apalagi mendengar Hazrat ternyata belum beristri, ibadahnya semakin tekun, bahkan disetiap liburnya Mayang mengajarkan Al-Qur"an kepada teman2nya yg lain, Myang selalu berdoa disela tahajutnya dgn untaian air mata agar kiranya Allah memperkenankan dirinya bersanding dgn Hazrat
Ibadahnya senmakin diperkuat begitu pula sedekahnya, berharap dari setiap kebaikannya mampu menggetarkan arasy Allah agar Allah memperkenankan doanya, sebab Mayangpun berpikir bahwa ia harus merubah duirinya 180 derajat dari sebelumnya, karna dipikirnya bagaimana mungkin Haztar akan mencintai wanita yg tak beriman
Hari-hari dilalui Mayang dgn bayangan Hazrat, karna makan rasanya tak enak tidur pun tak nyenyak, maka Mayang sekalian berniat puasa dan bangun malam utk tahajud tiada henti, uang yg didapatinya sebagai hasil gaji ia sedekahkan buat anak2 yatim dan fakir miskin
Terdengar informasi yg katanya Hazrat akan kembali ceramah di Hongkong bulan depan, Mayang bergegas mencari tahu panitia yg mengadakan pengajiannya, ia mendaftarkan diri sebagai panitia dan menawarkan jasa penjemputan sang ustadz, di b andara. Saat yg dinantipun tiba, Mayang stanbaydibandara sejak jam 10 pagi, padahal kedatangan pesawat dari indinesia sekitar pukul 3, yg namanya cinta menanti sehari bagaikan setahun
Jam menunjukan pukul 3, jantung Mayang berdegup kencang sekali, nafasnya tak teratur sorot matanya metatap satu persatu orang yg keluar dari pintu imigran dan yg dinantipun nampak berlahan
ya Allah kuatkanlah hatiku agar tidak bersikap memalukan dihadapan orang yg sangat kukagumi
Setelah Hazrat semakin jelas terlihat Mayng menghampiri berlahan
"Assalamualaikum.... sapa Myang batinnya terus saja berdendang membawakan lagu yg dinyanyikan oleh Dhani Ahmad. "Disetiap ada kamu, mengapa jantungku berdetak, berdetak lebih kencang seperti genderang yg mau perang, disetiap ada kamu mengapa darahku mengalir, mengalir lebih cepat dari ujung kaki keujung kepala..."
"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh... ini panitia bagian penjemputan ya.."
"Betul pak ustadz" ujar mayang setengah gugup. "Pak ustadz sendiri?"
"Oh ndak, saya berdua dengan...." belum selesai Hazrat berbicara tiba-tiba Hany muncul dibelakang. "Ini Hany..."
Betapa terkejut Mayang menyaksikan kenyataan yg tak pernah diduga, lebih-lebih cincin yg digunakan Hany sama persisyg digunakan Hazrat. "Bukankah itu cincin kawin?" batin Mayang bergemuruh
,seluruh persedian Mayang seperti mau lepas, darah seperti berhenti mendadak, jantungpun seolah berhenti berdetak. "Ya Allah gusti kuatkan hatiku...." tak terasa air mata menganak sungai dikelopak mata Mayang. Cepat-cepat Mayang menghapusnya, kuatir hal itu diketahui Hazrat, Mayang mencoba bersikap sewajar mungkin
"kok nangis, kenapa...?" tanya Hazrat kepada Mayang
"cemburu," ujar Mayang nyeplos yg langsung menutup mulutnya sediri. "Ya Allah, andaikan Hazrat benar-benar tahu apa yg kumaksudkan, betapa malunya diri ini, ya Allah jangan kau rendahkan hambamu yg hina ini didepan lelaki yg sangat ku kagumi," batinnya bergumum
Sepanjang perjalanan menuju hotel, Mayang lebih banyak diam, menahan sakit hati yg tiada terperi, hatapannya selama ini hancur berkeping-keping, Bersanding dgn orang seperti Hazrat rupanya hanya khayalan belaka
Usai mengantarkan ustadz ke hotel, Mayang langsung mohon diri utk pamit pulang, sesampainya dirumah, Mayang menggelar sejadah dan sholat lalu mermunajat
"wahai Allah, belum puaskah engkau menyakiti hati ini, tak sudikah engkau menerima taubat hambamu yg hina dina ini hingga kau akan jerumuskan lagi aku ke dalam dunia lesbi karna benci terhadap laki-laki, Ya Allah tak pantaskah aku memiliki suami yg bisa menjadi petunjuk jalan tuk sampai kepadamu, sebegitu hinanyakah aku, sehingga kau campakkan aku dari harapanku sendiri, aku lelah ya Roob....."
Mayang datang menghadap majikannya, ia meralat pernyataannya yg akan segera menambah kontrak kerja, ia memutuskan utk berhenti bekerja dn pulang ke Indonesia.
"Ya Allah akan ku hukum diriku utk terus beribadah kepadamu, hingga kau menerima aku sebagai hambamu, aku akan pulang ke Indonesia agar aku bisa dgn leluasa melakukan ibadah sepert sepuasku, tak akan kuhentikan sujhudku kepadamu sampai engkau sudi mengangkat kepalaku," tekat mayang dlm hati setelah berpamitan dgn majikannya
Tiga hatri kemudian, Mayang mengemasi kopernya, siap menuju bandara, dia akan pergi meninggalkan Hongkong selamanya. Sesampainya di bandara, Mayang masuk dalam anterian bording tiket, tiba-tiba kakiny tertabrak troli dari belakang dan Mayang terjatuh, namun pada saat bersamaan pundaknya terasa ada yg menggenggam, tangan kekar yg sangat melindungi, menjaga Mayang hingga kepalanya tak sempat terantup lantai, Mayang berhasil diberdirikan oleh sitangan kekar, bergegas Mayang membenahi pakaiannya yg agak risih setelah jatuh tadi lalu menatap wajah lelaki yg menolongnya
"Aaasssstagfirullah hal adzim....!!!!!" Mayang terkejut dan langsung menutup mulut, ternyata yg menolongnya adalah leleki pujaannya selama ini, Hazrat. Namun ketika Mayangteringat akan Hany, wanita pendamping Hazrat, ia langsung mengucapkan terima kasih dan kembali bersikap dingin
"Setelah sekian lama aku memendam rasa, kini baru tahu, bahwa ternyata namamu adalah Mayang, kutahu dari panitia, namun kemarin aku mencarimu dan tak ku temui, padahal kedatanganku kali ini sesungguhnya adalah utk mengatakan cinta padamu," ujar Hazrat setengah berbisik dari belakangpunggung Mayang. "Ya, aku jatuh hati padamu saat aku membantumu bangkit ketika jatuh dipengajian beberapa bulan lalu, wajahmu selalu terbayang, di setiap doa selalu kuharap dpt bertemu lagi denganmu, alhamdulilah aku bersyukur, ternyata kemarin malah kamu yg menjemputku, aku senang luar biasa, kupikir kamu pun mencintaiku dengan mau menjemputku, tapi ternyata hanyalah sebuah tugas seorangpanitia, satu yg ingin kukatakan kepadamu bahwa telah lama aku mencintaimu Mayang"
Mayang terpana mendengar untaian kata demi kata yg terlontar dari mulut hazrat, ia teru menatap wajah Hazrat hingga beberapa saat tersentak. "Ya Allah, maafkan hambamu yg telah lancang memandng wajah lelaki yg bukan muhrim, ampuni dosa hamba ya Roob," batin Mayang bergumum
"Apakah jaka ada Hany pak ustadz juga berani berkata demikian?" tanya Mayang sambil menunduk
"Panggil aku mas Hazrat, Hany adalah adik kandungku yg ingin jalan-jalan ke Hongkong"
"Lalu apa maksud cincin yg sama itu?"
"Cincin...?" Hazrat lalu memandang cincinnya yg memang sama dgn Hany. "Ooooh....ini toh, ini cincin magnet buat kesehatan yg diberikan pak kiyai Irsyad utk seluruh keluarga kami."
Mayang tersipu malu. Dan tiba-tiba dari belakang Hany menutup mulut dan berkata dgn nada heran
"Masya Allah.... puncuk dicinta, ulampun tiba. Ya Allah, baaang... doamu gak sia-siatuh, ternyata wanita pujaanmu sudah keliatan didepan mata."
"Ya iyyalaaah...kalau ndak kelihatan dedemit dong. Masa aku mau nikah sama jurig..!!! barokokok kamu....!!!"
Semua yg ada ditempat itu tertawa. Dan Allah pun tersenyum
mahfudin_irsyad@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar